Seberapa Dekat Kita dengan Mimpi?




Halo, inilah kita 
Para pengembara kehidupan.
Sekarang aku sedang di kereta.
Menikmati apa yang kau sebut "menanti".
Lantas, menanti apa?

Menanti mimpi
Yang kita perjuangkan
Menanti sosok
Yang sekadar jadi ruang
Untuk bercerita

Kini aku merenungi diri
Di lorong kereta
Dalam keadaan sadar 

Ternyata hidup
Tidak seperti yang kita mau
Hidup seperti perjalanan
Yang entah menemukan
Titik akhirnya
Atau tidak

Memang ada ruang 
Untuk singgah
Tapi selebihnya
Kita terus berjalan

Perihal buah dari usaha
Aku hanya ingin cerita
Jika kita telah mengusahakannya
Tapi tidak tergenggam
Percayalah
Itu memang bukan milikmu

Itu adalah pertanda 
Untuk dirimu
Agar terus mencari
Apa celah
Yang perlu kau gali 
Agar kau
Bisa tertidur dalam tenang 
Dan rindang

Jika yang kau kejar
Ternyata ada di pijakanmu
Percayalah
Itu jejak kaki yang tepat
Untuk kau kenang
Ya, itulah rezekimu

Kita tak pernah tau
Arah mana 
Yang akan beri angin segar
Dikala kita kepanasan
Dan hilang arah

Kerap kali
Kita lebih ingin air
Daripada angin itu 
Padahal kita berkeringat
Bukan kehausan

Tapi angin datang
Memuaskan panas
Sekaligus dahagamu

Sekarang,
Tetaplah berjuang
Dan berlari
Bahkan berjalan

Kau tak tau
Seberapa dekat
Jengkalanmu
Meniup mimpi-mimpimu 


Kereta menuju Jakarta Kota, 
14 Juli 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Ingin Hidup di Bumi, Bukan?

Dalam Terik, Bersuara Membela Kritik yang Dikriminalisasi Oligarki

Plastic Campaigner with Environment Warriors!