Apakah Hewan Merasakan Kesakitan Ketika akan Dimakan?


Sumber: Act for Farmed Animals

   Amerika Serikat dan Australia tercatat sebagai negara dengan konsumsi daging tertinggi, masing-masing 124 kg dan 116 kg per kapita per tahun. Sebaliknya, India dan Ethiopia memiliki konsumsi terendah, hanya 4.4 kg per kapita per tahun. Sedangkan Indonesia berada di tengah-tengah dengan konsumsi sekitar 30 kg per kapita per tahun (Katadata, 2023). 

   Menurut FAO Food Outlook 2023-2032, yang memberikan Gambaran prospek 10 tahun untuk pasar komoditas pertanian dan perikanan di tingkat nasional, regional, dan global, produksi daging di Asia diproyeksikan akan terus meningkat, terutama didorong oleh peningkatan konsumsi di negara-negara berkembang seperti China dan India.

   Pada tahun 2032, produksi daging di Asia diperkirakan mencapai sekitar 150 juta ton. Indonesia diperkirakan akan terus meningkatkan produksi daging dan produk susu untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat. 


Sumber: Act for Farmed Animals

   Masalahnya adalah penggunaan antimikroba pada hewan ternak perkiraan mencapai 99.502 ton pada tahun 2020 dan diproyeksikan meningkat sebesar 8% menjadi 107.472 ton pada tahun 2030 dengan Asia sebagai wilayah pengguna terbesar, menyumbang sekitar 67% dari total penggunaan global (Mulchandani et al. 2023). 

   Penggunaan yang sering ini berisiko tinggi meningkatkan resistensi antimikroba yang bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Resistensi ini dapat menyebabkan infeksi yang sulit diobati dan berpotensi menyebabkan sekitar 700.000 kematian per tahun secara global (Fischbach, M. A., & Walsh, C. T., 2016). Meskipun di Indonesia sedang berjuang mengatasi hal ini via One Health (WHO, 2023)

   Pada COP26 di Glasgow, lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia, berkomitmen untuk mengakhiri dan membalikkan deforestasi pada tahun 2030 dimana 28 negara berjanji untuk menghilangkan deforestasi dari perdagangan global produk makanan dan pertanian seperti minyak sawit, kedelai, dan kakao (pakan ternak hewan) (BBC, 2021).

   Indonesia, sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, juga menandatangani deklarasi ini.

   Namun, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan bahwa komitmen untuk mengakhiri deforestasi tidak boleh mengorbankan pembangunan ekonomi negara. Indonesia menekankan perlunya keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan pembangunan ekonomi (The Diplomat, 2021).



Sumber: Act for Farmed Animals

 

  Tapi, di Indonesia, isu kesejahteraan hewan masih bermasalah, hal ini ditandai dengan (Green Welfare, 2022) hal-hal berikut ini:

1. Pemilihan genetik untuk pertumbuhan cepat pada hewan ternak, seperti ayam broiler, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelainan tulang, penyakit metabolik, dan tingkat kematian yang tinggi 

2. Hewan ternak sering kali dikurung dalam ruang yang sangat sempit, yang membatasi gerakan mereka dan menyebabkan stres serta masalah kesehatan  

3. Kepadatan berlebih di peternakan dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit, stres, dan perilaku agresif di antara hewan .

4. Praktik mutilasi seperti pemotongan ekor, pemotongan paruh, dan penghilangan fungsi organ untuk perkawinan hewan agar tak agresif tanpa obat bius, ternyata masih umum dilakukan di beberapa peternakan.

5. Hewan sering kali mengalami kondisi yang buruk selama transportasi dan penyembelihan, termasuk kekurangan makanan dan air, serta penanganan yang kasar (Arie., et al. 2021), (M Hasil., et al 2022).

   Padahal, pada tanggal 19 April 2024, Ilmuwan dan para filsuf menandatangani New York Declaration on Animal Consciousness. Deklarasi ini menyatakan bahwa ada dukungan ilmiah yang kuat bahwa burung dan mamalia memiliki pengalaman sadar.

    Secara realistis bahwa semua vertebrata, termasuk ikan dan serangga, memiliki kesadaran (sentient) (Birch, J., et al. (2024). 

   Hal ini menandakan bahwa hewan bisa merasakan sakit, ketika diberikan pengalaman yang tidak menyenangkan.

Semoga teman-teman sobat bumi memiliki welas asih terhadap semua hewan. Amin



Sumber: 

1. Katadata. (2023, April 21). Deretan negara yang paling banyak memasok daging untuk dikonsumsi masyarakatnya. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/04/21/deretan-negara-yang-paling-banyak-memasok-daging-untuk-dikonsumsi-masyarakatnya

2. Zakiah, N. (n.d.). Konsumsi daging terendah. IDN Times. Diakses dari https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/nena-zakiah/konsumsi-daging-terendah-c1c2

3. FAO. (2023). OECD-FAO Agricultural Outlook 2023-2032. Food and Agriculture Organization of the United Nations. https://www.fao.org/markets-and-trade/publications/detail/en/c/1644018/

4. Mulchandani, R., Wang, Y., Gilbert, M., & Van Boeckel, T. P. (2023). Global trends in antimicrobial use in food-producing animals: 2020 to 2030. PLOS Global Public Health, 3(2), e0001305. https://doi.org/10.1371/journal.pgph.0001305

5. Fischbach, M. A., & Walsh, C. T. (2016). Antimicrobial resistance: Implications for human health. Cell, 184(6), 1306-1315. https://doi.org/10.1016/j.cell.2016.02.017

6. BBC News. (2021). COP26: World leaders promise to end deforestation by 2030. BBC News. https://www.bbc.com/news/science-environment-59088498

7. The Diplomat. (2021). Indonesia’s COP26 Deforestation Pledge Kerfuffle, Explained. The Diplomat. https://thediplomat.com/2021/11/indonesias-cop26-deforestation-pledge-kerfuffle-explained/

8. World Health Organization. (2023, June 28). Indonesia lays groundwork for antimicrobial resistance resilience through One Health approach. Retrieved from https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/28-06-2023-indonesia-lays-groundwork-for-antimicrobial-resistance-resilience-through-one-health-approach

9. Green Welfare. (2022). Animal Protection in Indonesia: We’re Not Doing Enough. Retrieved from https://www.greenwelfare.org/post/animal-protection-in-indonesia-we-re-not-doing-enough

10. Birch, J., et al. (2024). The New York Declaration on Animal Consciousness. New York University.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Ingin Hidup di Bumi, Bukan?

Dalam Terik, Bersuara Membela Kritik yang Dikriminalisasi Oligarki

Plastic Campaigner with Environment Warriors!