Kami Menuntut yang Peduli !

 


Dalam rangka menyambut pemilu 2024, Greenpeace Indonesia bersama beberapa lembaga dan komunitas se-Indonesia melakukan aksi long march yang bertajuk “Salah Pilih, Susah Pilih”. Diselenggarakan pada Rabu, 7 Februari 2024 pukul 09.00 hingga 13.30 WIB. Long march ditempuh bersama sekitar 200 massa aksi sejauh 2,5 km. Titik keberangkatan aksi dari Stasiun Sudirman dan berjalan bersama-sama hingga Monumen Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat no 21, Jakarta Pusat.

"Semoga kita semua tidak salah pilih pemimpin. Ingat, salah pilih, susah pulih!” ujar salah satu orator dalam aksi tersebut.

Aksi ini mengajak masyarakat agar lebih proaktif mengetahui rekam jejak calon anggota legislatif, presiden, dan wakil presiden yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, praktik korupsi, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam pernyataan sikap massa aksi yang diwakili oleh perwakilan Greenpeace Indonesia mengatakan, “Persoalan lingkungan dan krisis iklim, demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia akan bertambah dan makin parah jika kekuasaan jatuh ke tangan pemimpin yang tersandera kepentingan oligarki ekonomi politik.”

Pemerintahan yang akan datang dituntut untuk menghentikan ekspansi pembangunan berbasis lahan skala luas untuk mencapai tujuan nol deforestasi, melindungi hutan dan lahan gambut yang terkikis. Memulihkan wilayah-wilayah krisis pangan dan melindungi hak-hak anak, disabilitas, lanjut usia, dan masyarakat adat.

Long march ini dimeriahkan oleh pawai Giant Marionette atau patung besar Pinokio yang dianalogikan sebagai petinggi kekuasaan. Patung Pinokio melambangkan beberapa penguasa yang kekayaannya sebagian diperoleh dari hasil korupsi. Bentuknya yang besar melambangkan memakmurkan kesejahteraan dirinya sendiri. Sementara, kita di sekitarnya adalah orang-orang yang mengiringi patung tersebut yaitu sesama manusia yang berukuran kecil. Dalam artian penguasa besar yang menindas rakyat kecil.

Selain itu, ada pula karya yang berbentuk monster gurita oligarki dengan tentakelnya yang banyak menggambarkan pemerintahan yang melanggengkan kekuasaannya semena-mena, seperti halnya tentakel gurita yang panjang dan di berbagai sisi. Sekarang, dengan keahlian multitaskingnya mereka dapat menyetir kekuasaan untuk kepentingan partai, keuntungan hasil, mengeksploitasi sumber daya alam untuk kekayaan pihaknya, dan masih banyak lagi. 


Aksi ini berkolaborasi dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jeda Untuk Iklim, Trend Asia, Extinction Rebellion, Aksi Kamisan, Kontras, dan komunitas maupun lembaga lainnya. 

Aksi tersebut ditutup dengan pernyataan sikap yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat partisipasi politik rakyat. Leonard Simanjuntak sebagai Direktur Greenpeace Indonesia menyatakan, “Aksi ini perlu dilakukan demi lingkungan hidup yang baik, sehat, sejahtera, demi generasi hari ini dan yang akan datang.” ***




Sumber : penulis



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Ingin Hidup di Bumi, Bukan?

Dalam Terik, Bersuara Membela Kritik yang Dikriminalisasi Oligarki

Semarang Climate Strike 2023: "Stop Kecanduan pada Bahan Bakar Fosil!"