Anak Muda Suarakan Resolusi Hijau untuk Pemimpin 2024
“Ekonomi Indonesia
itu horizontal, yang rakus akan lahan.” Itulah pernyaatan kalimat dari Direktur
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Zenzi Suhadi, Sabtu, 25 November 2023.
Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia yang diselenggarakan di Balai Kartini
dari pukul 10 pagi hingga 6 sore. Konferensi yang berisikan orang-orang dengan
jiwa dan semangat muda untuk menciptakan pemulihan akan ketidakadilan ekosistem
lingkungan ini memiliki serangkaian kegiatan yang dikemas semenarik mungkin
agar aspirasi tersampaikan secara langsung kepada calon presiden dan wakilnya
saat itu juga.
Sebelum acara dimulai, orang muda yang berdatangan mengikuti
workshop pembuatan kopi, seni cukil sandang, dan mengunjungi sambil melihat pameran
foto “Selamatkan Pesisir Jawa Tengah”, yang menampilkan potret tenggelamnya
Daerah Timbulsloko dan Tambakrejo. Potret-potret itu dibuat oleh kawan-kawan
muda Jawa Tengah yang dibersamai oleh Mahasiswa Bergerak. Mahasiswa berdatangan
dari UIN Walisongo, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, dan
masih banyak lagi.
Pembukaan diawali oleh pembawa acara dan dilanjut dengan alunan lagu kebangsaan,
Indonesia Raya yang dalam layar auditoriumnya menampilkan kekayaan alam dan
wajah-wajah mereka yang menghuni dan merasakan damainya Indonesia jika
lingkungan tidak dirusak oleh segelintir orang. Setelah menyanyikan lagu
kebangsaan, dilanjut dengan doa pembuka yang hanya diwakili oleh satu
keyakinan.
Acarapun dibuka dengan ramainya suara seruan berupa nyanyian
dan harapan dari sekolah “Taman Anak Pesisir” dan “Presiden Trotoar”. Mereka
adalah anak pesisir yang berlarian sekaligus menuntut ilmu di sekolah
alternatif, Cilincing, Jakarta Utara. Menariknya dalam sekolah ini mereka
dibiasakan untuk membaca bukunya setiap hari minimal selama 30 menit.
Salah satu dari barisan lirik yang memiliki makna harapan
untuk penghidupan mereka yaitu, “Agar tetap bersekolah, hidup masa depan
cerah!”. Ada sekitar 20 anak lebih yang bernyanyi dengan ceria mulai dai usia 4
tahun hingga usia SMP kelas 3. Aceng Gimbal sebagai pendiri Taman Anak Pesisir,
dengan lihainya memetik gitar untuk anak-anak nelayan pesisir utara Jakarta,
Pantai Wika. Tidak hanya 1 lagu yang mereka nyanyikan tapi ada 3 lagu lainnya
yaitu berjudul: “Nasib Nelayan Kota”,
“Sahabat Bumi Indonesia” dan “Dengarkanlah”.
Lagu-lagu yang dibawakan seakan menggambarkan bahwa laut
yang tercemar karena bekas tambang batu bara di sekitar Marunda telah memperburuk
kualitas hidup keluarga mereka yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Kesehatan mereka, juga jelas
terganggu karena debu batu bara dan sampah di pesisir laut.
Setelah mendengar keluhan dan harapan anak pesisir, dilanjut
dengan penyampaian “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia”. Setelah melalui
tahap konsolidasi pada beberapa bulan sebelumnya, maka hasilpun dibacakan pada
saat konferensi ini. Ada dua poin penting dalam penyampaian suara orang-orang
berjiwa muda pejuang lingkungan ini.
1. Terwujudnya keadilan antar generasi.
2. Hukum yang adil dan konkret.
3. Lingkungan yang aman, sehat, teduh, harmonis, dan sentosa untuk dapat bertahan hidup.
4. Adanya kehidupan yang ramah lingkungan.
Kedua, yaitu resolusi orang muda Indonesia. Apa saja resolusi mereka?
1. Menuntut penghidupan yang layak untuk semua generasi dan kelompok masyarakat secara luas.
2. Terlibat melakukan advokasi litigasi dan non-litigasi, termasuk dalam mencabut UUCK.
3. Memperbanyak aksi demonstrasi, aksi kampanye kreatif, dan berbagai sosialisasi.
4. Melakukan budaya hidup ramah lingkungan, menggunakan pangan berkelanjutan, mengurangi penggunaan kemasan yang dapat menambah penumpukan sampah.
5. Mencegah dan mengurangi aktivitas industri untuk tidak berlebihan dan sesuai pada prosesnya.
6. Memperkuat adat dan kearifan lokal.
7. Bergabung dengan WALHI, melakukan peningkatan kesadaran masyarakat dan terlibat upaya transformasi sistem.
Pembacaan “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia” diwakili
oleh 8 orang muda dari pesisir, desa/hutan, lintas gender, disabilitas fisik,
disabilitas mental, perempuan, masyarakat adat, dan urban. Setelah mendengarkan
gagahnya gagasan aspirasi anak muda, kini dilanjut orasi ekologis oleh Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Zenzi Suhadi. Ia memaparkan
tentang ide WALHI bertemakan “Ekonomi Nusantara”.
Ekonomi nusantara merupakan ide dan gagasan WALHI yang dapat
dipadankan dengan apa yang disebut dengan “ekonomi rakyat.” Ekonomi rakyat
lebih luas lagi melalui konsepsi dari masyarakat tingkat bawah yang ikut dalam
pemilikan saham pada usaha besar. Suara kalimat orator Zenzi mengatakan, “Yang
pembuat ketidakadilan, tidak akan tenang tidurnya”, serentak disepakati
oleh para orang muda di ruangan megah
tersebut dengan tepuk tangan.
Orasi ekologis yang selesai digaungkan akhirnya selesai dan dilanjut dengan tanggapan dari calon presiden yang datang langsung yaitu Anies Rasyid Baswedan. Pada kesempatannya, ia memaparkan tentang salah satu idenya yaitu “Contract Farming”. Dimana perlu pemerintah dan korporasi untuk meningkatkan produktifitas petani dalam penggunaan lahan pangan. Sehingga, menimbulkan rasa saling menghargai antara masyarakat dengan pemangku kebijakan dan utamanya tidak ada kerugian lahan akibat menggeser wilayah lahan pertanian. Ia juga menerima “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia” yang diserahkan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia sebagai aspirasi pembangun program kerja berwawasan lingkungan
Acara berlanjut dengan istirahat dan makan siang. Setelah itu ada seminar tentang Eco-Anxiety yang dialami oleh anak muda yang risau terhadap kerusakan lingkungan. Dimana dimoderatori oleh Yuliana dan beberapa pemantik yaitu:
1. Ahmad dari Orang Muda Pulau Pari
2. Betrand dari Mahasiswa Maluku Utara
3. Christine dari Perempuan Pemuda Adat.
4. Dini Aminarti dari Pejuang Waktu
5. Salsabila Khairunisa dari Aktivis Muda Psikolog.
Guna merelaksasi usai seminar, ditampilkanlah musikalisasi puisi dari Svara Djiva Nusantara tentang kerusakan ekologi. Setelah orang muda di ruangan itu menikmati alunan puisi, kini saatnya mereka menyuarakan langsung kepada sesama orang muda tentang perjuangan untuk lingkungan yang berkeadilan dalam sesi mimbar bebas.
Dimana para buruh, mahasiswa, perempuan yang diwakili
oleh satu orang masing-masing kelompoknya. Mimbar bebas itu berfungsi agar kita
semua tidak merasa sendiri dalam memerjuangkan hak mereka yang tertindas akibat
kebijakan pemerintah dan rusaknya lingkungan yang jelas berdampak bagi mereka
kelompok rentan (perempuan, disabilitas, buruh, urban).
Kini, suara mereka saling terdengar dan jam sudah menunjuk
pukul 6 sore. Maka, acara ditutup dan diakhiri oleh pesan anak muda bahwa,
mereka menuntut pemimpin yang merasakan keresahan mereka terhadap lingkungan
yang kini rusak disertai dengan membuat kebijakan yang adil dan berdampak positif
bagi seluruh masyarakat Indonesia.***
As usual, I will give you one recommended song which is Earth - Lil Dicky.
Happy hearing and learning, pejuang bumi lestari!
Sumber: penulis
Komentar
Posting Komentar