Bengisnya Konflik, Mengeroposi Udara Kedamaian



Sumber: Pexels.com/ Mathias


Alohaaa peace maker! Kira-kira, kenapa ya kalian visit for read this article? apa... tentang serunya perang? isu kemanusiaan? atau konflik yang semakin memanas dan tidak selesai-selesai? atau bahkan kaum "bodo amat" yang gak ngerasa impactnya dari konflik ini ke hidup kita?

Lho, lho, lho gak bahaya tah? bahas-bahas isu  seperti ini? the answer is clear that this issue not the danger thing guys, but memantik awareness kita terhadap isu global. Hmm, syukur-syukur sich, peace maker juga berkontribusi dalam perdamaian dunia, termasuk Indonesia lah yaaa, heheehee...

Ok, peace maker tanpa perlu berlama-lama, cusss langsung aja kita menaiki gunung dan menuruni lembah yang penuh duka lara ini #cakelahh

Isu ini mengakibatkan konflik atara Rusia dan Ukraina yang memanas sejak 24 Februari 2021.

Sebenarnya, dulu Ukraina "rapat" dengan Rusia. Namun pemimpin Ukraina yang sekarang lebih dekat ke Barat dan ingin menjadi bagian NATO. NATO merupakan organisasi militer internasional yang bertujuan untuk keamanan bersama para anggotanya.

Padahal ketika Perang Dingin terjadi, sebelum 1990, orang-orang Ukraina dan Rusia bersatu dalam sebuah negara federasi bernama Uni Soviet. Negara komunis yang kuat di zaman itu.

Namun perpecahan terjadi. Ukraina menganggap bahwa Commonwealth of Independent States (CIS) adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.

Rusia diizinkan untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina. Rusia pun harus membayar Ukraina biaya sewa karena menggunakan Pelabuhan Sevastopol.

Woah, woah pertarungan semakin sengit, peace maker! (canda, jangan dianggap pertarungan ya, nanti semakin afraid, jadinya atmosfer dunia semakin keruh, guysss)

Hubungan Rusia dan Ukraina memanas lagi sejak 2014. Kala itu muncul revolusi menentang supremasi Rusia.

Massa antipemerintah berhasil melengserkan mantan presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Kerusuhan bahkan sempat terjadi sebelum berdamai di 2015 dengan kesepakatan Minsk.

Revolusi juga membuka keinginan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan NATO. Ini, mengutip Al-Jazeera, membuat Putin marah karena prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya.

Desember 2021, pemimpin dunia seperti Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia tentang sanksi ekonomi Barat jika menyerang Ukraina karena laporan yang semakin intens soal militer di perbatasan. Sejumlah pemimpin Eropa seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga "turun gunung" menginisiasi negosiasi antara keduanya.

Ehemm, ada yang speak up nih, peace maker!

Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia 16 Februari, Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, mengatakan Rusia tidak pernah berniat menyerang tetangganya itu. Ia menyebut isu ini muncul setelah dihembuskan AS, NATO dan para aliansinya.

"Barat telah merusak Ukraina dan menariknya keluar dari orbit Rusia melalui perubahan identitas yang dipaksakan," tulis media itu menggambarkan tulisan Putin

Di sisi lain, yang dianggap Rusia "ikut campur", yaitu AS, perwakilannya di Kedutaan Besar AS di Jakarta berpendapat mengatakan pelanggaran terang-terangan Rusia terhadap hukum internasional menjadi tantangan langsung terhadap tatanan berbasis aturan internasional. Ukraina sendiri merupakan anggota PBB, yang artinya negara merdeka dan berdaulat.




#StandWithUkriane Conference/ pict from writer


So, sol la si do kita bakal catat poin-poin pentingnya nih, peace maker:

1. Korban-korban dari invasi Rusia ke Ukraina merasakan diskriminasi yang sangat kuat, sehingga kehidupan mereka yang berada di Rusia maupun Ukraina juga tidak tenang, setenang apapun malam itu.

2. Stigma masyarakat yang berkaitan tentang hal buruk tentang perang, baik korban yang berada di lokasi maupun di seluruh dunia, menganggap bahwa hal ini menyeramkan padahal stigma tersebut seperti yang sudah kita bahas diatas tadi, bahwa hal itu hanya semakin memperkeruh keadaan dan tidak ada harapan maupun langkah positif dari kita, sebagai penerus dunia,

3. Peristiwa politik on the ground antara 2 negara tersebut yang terlihat maupun "invisible" berdampak besar kepada masyarakat Rusia dan Ukraina. Kebijakan sebaik apapun, tetap saja membuat masyarakat risau seribu risau.

4. Berbagi visi terkait rezim maupun konflik sering dinyatakan oleh kedua negara tersebut. Lantas, "Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu?" (dumpakkdingdinggjoss) agar kelak visi-visi tersebut datang untuk memperdamai keadaan?

5. Memberhentikan violence, jelas hal ini terasa sangat indah jika memang benar terjadi. Tapi bagaimana cara kita yang hanyalah butiran debu? Yap, jangan pesimis, kita bahas in below ya, peace maker.

6. Salah satu pembicara dalam konferensi perdamaian yang digelar di Jakarta ini mengatakan bahwa Indonesia 70% tidak setuju tentang pernyataan invasi Rusia ke Ukraina. Atas dasar apa, yap KEMANUSIAAN. Baiklah, sampai sini mengerti ya adik-adik?

7. Saling mendukung propaganda perang merupakan hal yang tidak baik dan memunculkan polarisasi masyarakat. Which is mereka yang pro salah satu pihak, hanya berdasar informasi yang tidak benar.

8. Military, crisis, awareness, political justice

9. Everyone who died, we never forget and give emphaty for them

10. We should give peace in general

11. Bad Propaganda is a killer

12. Conflict impact for army, children, woman, elderly and civils.

13. Violence giving bad impact for children

14. Kekerasan di Rusia & Ukraina menyebabkan kesulitan pekerjaan, keselamatan keluarga terancam, dan krisis perdamaian.


Sumber: Youtube Channel Nasida Ria Management

Setelah kita berusaha merasakan apa yang mereka rasakan, yukk kita lihat apa sih pemikiran strategis untuk melihat konflik ini dari kacamata yang lebih baik?

1. Learning and engage other friends, family or anyone to concern and care for this humanity issue

2. Logika sebagai alat utama

3. Jangan diam, harus pro aktif. Hah, maksudnyaa? Yap the point is kita at least cari tau informasi yang benar tentang konflik ini. Jangan sampai "kemakan" info di tiktok kayak contohnya "Rusia dan Ukraina like mother that lost their son. Actually, gak bisa di-conclusion macam tuu yaa, peace maker.

4. Negosiasi, edukasi, certain bahwa isu bisa diatasi dengan kebijakan publik. Sebenernya negosiasi gak semua masyarakat bisa lakukan yaa, hanya pemangku kebijakan saja. Tapi, at least kita bisa mengedukasi teman-teman yang masih kurang tau banyak 'bout this conflict nih, jadi kita yang terpapar edukasi yang benar karena kita "kepo dengan yang benar" dan  menyebarkannya dengan good vibing, a.k.a right ingfoo.

5. Partisipasi penting. Yap, seperti yang sudah dijelaskan on the top, bahwa sekecil apapun partisipasi kita, pasti akan menumpuk untuk menghasilkan positive impact, jika saling mendukung secara kolektif. Yaah, walau realitanya kapan konflik ini kelarrr yee, peace maker?

6. Ehemm, kita senggol Indonesia dulu yukk. Politik transaksional yang terjadi di Indonesia secara tidak terlihat (widiii, macam syulapp), membuat pemerintah tidak transparan terhadap segala bentuk peran mereka terhadap global. Jadi, ibaratnya kayak "cari aman" lhaa derrr.

7. Implementing regulation. Jelas yaa, peace maker kalau ada regulasi bukannya dimasalahin, tapi dijalankan, dengan mengutamakan kemanusiaan, lhoo yaa!

8. Meyuarakan grassroots. Siapa sih yang mau dianggap rumput? Hahh, gak ada kan? "Every people is so precious in every eyes of human" So, yuk buang stigma-stigma bahwa masyarakat hanyalah sekumpulan rumput, dan tunjukkan bahwa kita berhak bersuara untuk yang benar, in every single step.

9. Ultimate change. Cukup idealis, tapi apa salahnya support for a better future, especially for climate crisis and our change.

10. Opportunity tapi kita gak sadar. Mereka yang pro terhadap salah satu negara, berusaha memberikan berita hoax di tiktok, instagram, twitter, which is itu oppportunity mereka untuk bergaung, memanaskan atmosfer konflik ini. So, bijak-bijak ajaa yaa, peace maker yang berbahagia!

11. People to people solidarity. Yas, udah ngerti kan yaaa, harus solid!

12. Gelombang social movement/ efek domino. Muaknya masyarakat terhadap konflik ini, membuat step-step yang memicu movement untuk memerjuangan kedamaian atau bahkan tidak menyurutkan juga ujaran kebencian massa. 

13.Perlu dorong demand ruang bersuara untuk memengaruhi systemic change. Pada hakikatnya, bersuara dalam cara apapun adalah suara hati dari kita sendiri.

14. Langkah kecil kita yang bisa ditanam pada mindset kita: identifikasi, empower, critical ke better, then believe that perubahan slowly akan sustainable later.

15. Politik berani berkata benar, bukan "iya-iya saja yang penting tetap dapat wealth."

16. Belajar identifikasi masalah dan banyak baca

17. Memosisikan menjadi korban atau berempati dan simpati

18. Humanity is the big postive mindet.

19. Then, sustainable peace

20. Engaging people for justice dan change

Punten, mau memantik semangat kaleann nich, a song of the justice album-nya Bieber, favooonya penulis, hehe...


Sumber: Youtube channel Justin Bieber

21. Human being is humanity

22. Kita menginginkan keindahan

23. Peace for environment and humanity

24. Peace is not about "there's not a war", but again... about HUMANITY and ENVIRONMENT

25. Bussiness sector has important character for the crisis

26. Peace house, where people need to build

27. Justice = prepare, reparation, essential, true dialog, independent

28. Responsive is a beginner step for peace

Sosial media berperan penting, lhoooo peace maker dalam narasi publik yang beredar tentang konflik. Semakin salah isunya, makanya semakin memanas atmosfer bumi ini. Yuk, kita look out the social media atmosfer based on "what happened on sosmed?"

1. Media perlu berpihak kepada mereka yang voiceless, powerless

2. Jurnalisme damai

3. Deep fact

4. Analisis kecil-kecilan narasi publik yang beredar, agar tidak terjadi perang narasi publik

5. Narasi dari orang yang memihak, melanggar politik bebas aktif

6. Analisis kejanggalan infromasi di medsos

7. Invisible hand: contohnya youtube aliri dana ke youtuber agar informasi yang memanaskan relation, berpotensi memuncak

8. Kita anak muda, perlu peduli pada isu publik - global, agar kita semakin mengantisipasi terhadap impactnya bagi kelangsungan hidup Indonesia. Although gak related-related banget.

9. Apakah benar ada yang membiayai publikasi media? Ho, ho, ho

10. Netralitas dan disinformasi, sangat sulit terlihat pada ingfo-ingfo yang happening now.

11. Membuat kita bingung:  “Memang Mbak enggak bingung? Semua manusia di muka bumi ini bingung, Mbak. Nanti enggak bingung kalau sudah di Surga,” kata Aldi Taher. Ya, udah bingung aja terus kalau kita gak cari mana info yang valid mana yang nooo...

12.  Disinformasi: mempertajam insting

13. Jangan jaga jarak terhadap segala info

14. Kalau ada sesuatu berlebihan: kritis, crosscheck, hasilkan

15. Disinformation floating marak

16. Influence, brave, wise, see created

17. Activist = trying to tell the truth = spreading the facts

SO, WHAT WE NEED, PEACE MAKER?

Identifikasi keterlibatan anak muda dalam politik Indonesia:

1. Sounding the grassroots's sound

2. Berkolaborasi dengan pemerintah maupun NGO

The way agar anak muda terlibat untuk perdamaian dunia:

1. Memaksimalkan fitur dalam sosmed: komentar yang benar dan meluruskan komentar atau informasi yang salah, report bila ada komentar atau informasi yang salah dan tidak masuk akal/ tidak berdasarkan data.

2. Literasi digital: menaikkan tagar #peaceforUkraine #standwithUkraine #bersamaUkraina #peacefortheworld merupakan hal yang penting agar isu tersebut naik ke permukaan sosial media, dan mereka mulai aware atas literasi yang benar terkait perdamaian dan kemanusiaan dunia.

3. Edukasi: guru maupun lembaga informal dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya asas kemanusiaan di atas segalanya, termasuk perang yang jelas melanggar hak kemanusiaan setiap orang di muka bumi ini. Sepenggal kalimat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan"

4. Collaboration:  Gak cuman tiktok atau aku kamu aja yang collab, but our small steps juga we think, need collab each other siech...

Kolaborasi bukan kompetisi. Kolaborasi di zaman sekarang ini penting untuk menciptakan masyarakat yang semakin inklusif dan harmonis. Contohnya seperti berkolaborasi dengan komunitas online seperti base account tentang isu-isu kemanusiaan dan politik Indonesia di Instagram, komunitas offline yaitu komunitas yang concern pada isu lingkungan Indonesia maupun dunia. Tidak hanya komunitas berbasis NGO, tapi juga instansi pemerintah seperti kementerian, pemda, ataupun dari perusahaan pendukung isu kemanusiaan.

So, easier deehh kedepannya!

Penulis tau, pasti peace maker nunggu bacaan mumet ini kelar, kan? Yap, yaudah kalau begitu, TERIMAKASIH BANYAK buat yang udah baca sampai akhir maupun scroll aja sampai akhir. Intinya, jangan kemakan info menyimpang tentang konflik dalam dan luar negeri yaaa, sehingga kita bisa have awareness for the humanity, in the future.

Song Heal The World - Michael Jackson (kalau gak ke-klik yauda search mandiri on spoty ya guysss) :)


Sumber: Youtube channel Michael Jackson

Sumber: CNBC News

Conference Stand with Ukraine on July 17, 2023 in Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Ingin Hidup di Bumi, Bukan?

Dalam Terik, Bersuara Membela Kritik yang Dikriminalisasi Oligarki

Plastic Campaigner with Environment Warriors!