Kenapa Minimnya Partisipasi Perempuan dalam Politik?

 

   



   Haloww sobat equality! Wahh, kenapa ya kok, aku bilang kalian equality? The answer is so simple, guys! We are need equality, especially for woman equality atau persamaan hak perempuan.

   Nah, langsung aja yuk ke pembahasannya, check this out!

   Dalam sebuah organisasi atau institusi publik, dominasi kaum laki-laki sebagai pemimpin memang masih begitu kuat. Padahal kenyataannya, perempuan pun mempunyai potensi yang tidak kalah dengan laki-laki dalam hal memimpin.

   Padahal nih sobat equality, secara demografi jumlah perempuan di Indonesia tidak jauh berbeda. Dari total 273 juta jiwa penduduk, penduduk Laki-laki: 138.303.472 jiwa atau 50,5% dan penduduk perempuan: 135.576.278 jiwa atau 49,5% (Badan Pusat Statistik (BPS).

   Menteri PPPA meyakini masih ada faktor penting yang belum maksimal terealisasi dalam mencapai kuota 30 persen keterwakilan perempuan, yaitu dukungan sesama perempuan.

   Terdapat beberapa faktor, mengapa peran perempuan dalam politik sangat timpang dengan laki-laki, apa saja ya, sobat equality? Berikut faktor-faktornya, guys:

   Faktor pertama, berhubungan dengan konteks budaya yang ada di Indonesia masih sangat kental dengan asas budaya patriarkinya.

   Faktor kedua, berhubungan dengan proses seleksi yang ada dalam partai politik. Prosedur semi-terbuka adalah dalam proses rekrutmennya diutamakan dari internal partai, dengan menempatkan kader-kadernya dahulu yang dicalonkan menjadi caleg, kader-kader tersebut. Biasanya berasal dari pengurus partai, sayap-sayap partai, dan selingkupnya.

   Ketiga, berhubungan dengan media massa yang berperan penting dalam membangun opini publik mengenai pentingnya representasi keterwakilan perempuan dalam parlemen.

   Keempat, sumber daya finansial yang belum optimal. Dalam terjun kedunia politik, kemampuan secara intelektual yang dimiliki oleh para caleg perempuan saja tidak cukup. Karena dalam hal ini perempuan lemah secara finansial. Sehingga ini perlu didukung oleh partai atau pemerintah.

   Partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak perempuan-perempuan yang memiliki potensi untuk turut aktif menyampaikan aspirasinya dan merumuskan kebijakan yang berpihak kepada perempuan tentunya di bawah payung kesetaraan.

   Ikut pemilu memang mahal tapi bukan berarti tidak bisa, namun untuk perempuan memang berat. Selain itu ideologi, peran media dan perempuannya sendiri masih kurang percaya diri. Jadi, dukungan dari partai politik untuk rekrutmen calon anggota parlemen itu sangat penting. Pelatihan sebelum dicalonkan, jangan sesudah. Ini penting agar perempuan siap.

   Apabila dicermati pada kancah perpolitikan perempuan di Indonesia dari segi keterwakilan perempuan baik pada tahun eksekutif, yudikatif maupun legislatif sebagai badan yang memegang peran kunci menetapkan kebijakan publik, pengambil keputusan dan menyusun instrumen hukum, perempuan masih jauh tertinggal apabila dibadingkan dengan laki-laki.

 Video Tentang Perempuan & Politik 

   Rendahnya partisipasi perempuan di bidang politik disebabkan karena kendala kultural, strukrural dan anggapan-anggapan yang bias gender.

   Misal pada Pemilu 2019 di Kota Bogor, hasil pemilu legislatif menunjukkan bahwa tindakan afirmatif berupa 30% keterwakilan Wanita di DPRD belum tercapai.

   Stereotipe gender yang dilekatkan pada perempuan misalnya tidak tegas, lamban dalam menggambil keputusan dan lemah dipadukan dengan nilai-nilai androsentrisme yang tetap membelengu hak-hak dan kebebasan perempuan maupun nilai-nilai keagamaan yang mengusung konsep patriakis, yang mempertegas bahwa perempuan tidak layak berkiprah di dunia politik.

   Ini menjadikan alasan bahwa perempuan sulit menduduki jabatan strategis di lembaga politik formal dan kepemimpinan perempuan kurang mendapat pengakuan di arena politik.

   So nih guys, kita bersama dengan masyarakat dari berbagai kalangan, perlu mendorong pemerintah dan parpol-parpol yang ada untuk menominasikan 30% calon legislatif perempuan, serta mendorong kader-kader perempuan pergerakan untuk maju di seleksi lembaga penyelenggara pemilu. Kita perlu mendukungnya di media online maupun offline, guys. Tidak hanya dalam bidang pemerintahan dan politik, tapi juga dalam bidang apapun yang memberikan ruang bagi kontribusi perempuan seutuhnya untuk semua kalangan.

   Guys, I think that’s enough atas pembahasan kita yang super deep ini, hihihi...

   Lagu yang relate untuk pemikiran equality kita kali ini yaitu dari Yura Yunita, yang berjudul Tutur Batin. Hmm, mantap banget kan guys, after burnout, playing this song.

Thank you and I love you, guys!


Sumber: berita perempuan dan perannya dalam politik 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Ingin Hidup di Bumi, Bukan?

Dalam Terik, Bersuara Membela Kritik yang Dikriminalisasi Oligarki

Plastic Campaigner with Environment Warriors!