Politainment : Politik yang Kenyal dalam Balutan Entertainment
Yorobunnn! siapa disini penggemar dunia K-Pop? Angkat kakinya! Ehh, salah salah! Hehehe…
Kali ini guys, kita mau bahas yang ringan
dan fun-fun nih, guys! Tapi, kalau kalian
bukan K-Popers, it’s ok kok, guys! The important thing is you know drama korea! Ehh..
gak-gak, just kidding. Yang penting kamu tau fenomena K-Pop yang digandrungi
berbagai kalangan termasuk remaja saat ini, guys! Yuk, kita langsung aja, go inside!
Gelombang Korea atau biasa dikenal dengan Hallyu Wave adalah istilah yang merujuk
pada proses menyebarnya budaya pop Korea Selatan ke berbagai belahan dunia
sejak tahun 1990-an (Do Kyun & Se-Jin, 2011). Nah, guys Pemerintah Korea
Selatan sangat mendukung perkembangan Hallyu,
hal ini dapat dilihat dari beberapa dukungan seperti pemberian dana hibah
kepada organisasi mancanegara guna memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan,
yang merupakan dampak dari menyebarnya
Hallyu ke seluruh dunia (Yudhantara, 2013).
Nah, langsung
aja kita ke pembahasan, “Apa sih itu Politainment?”
Politainment yang merupakan singkatan dari politik entertainment sebenarnya telah ditelaah oleh beberapa
ahli politik dan komunikasi seperti David Schultz dan Justus Nieland. Politainment adalah suatu ruang untuk tampil dan
mengembangkan strategi komunikasi bagi politisi atau pihak lain, yang
cukup menghibur penonton dan meredam ketegangan antarpihak.
Seperti contohnya terjadi ketegangan politik
antara Korea Selatan dan Korea Utara yang sempat mencair saat kedua negara
sepakat menggelar sebuah konser budaya. Dalam acara ini Korea Utara membuka
diri dengan mengizinkan idola K-Pop tampil dalam konser tersebut. Red Velvet
dan Seohyun 'SNSD' terpilih untuk mewakili dunia K-Pop dalam konser tersebut. Red
Velvet tampil membawakan lagu hits mereka 'Bad Boy dan 'Red Flavor' dihadapan
para penonton. Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan untuk berfoto bersama
Presiden Korut, Kim Jong-un!
Pemerintah Korea Selatan juga menjadikan K-Pop
sebagai alat perantara dalam hubungan diplomasi dengan Indonesia. Seperti Presiden
Moon Jae-in yang memberikan album EXO signed by EXO’s members kepada Kahiyang,
putri Presiden Jokowi. Hal itu memang memberikan kesan yang indah, tapi dari
lain sisi telah menggunakan taktik politainment
untuk keakraban kerjasama antar dua negara tersebut, guys.
Terakhir, praktik politainmment yang mendukung yaitu… oh yaa, before go to this
topic, mana suaranya Exo-L dan pecinta drakor…! Yaps, EXO tampil sebagai
pendamping dalam kunjungan diplomasi Moon Jae-in ke China, November 2017 lalu. Setelah
Korea Selatan dan China bersitegang politik hampir 11 bulan, yang membuat China
memboikot dan melarang banyak konten hiburan Korea tayang di negeri tirai bambu
itu. Last but not least for you all, kaum yang suka digalau-in karena drakor, aktris cantik Song Hye-kyo hadir
dalam upacara 'Korea-China Economic and Trade Partnership' yang memiliki misi
menjalin persahabatan Korea-China lewat pertukaran budaya. By the way, dari
judul eventnya aja udah ekonomi banget ya, bisa aja nih buat pakai ‘budaya’
sebagai perantaranya. Ditambah hubungan diplomatik yang makin asik dan politik
yang berjalan halus ya guys, hihihi.
Segitu dulu ya guys, pembahasan tentang politainment. Kalau kita simpulkan, politainment telah menjadikan entertainment sebagai 'senjata' perantara bagi suatu negara untuk diplomasi lebih baik. Tapi juga sebagai senjata
yang menghibur dan melancarkan praktik politik & ekonomi untuk negara yang
sedang bersitegang, nih guys! Segitu dulu ya pembahasan dari penulis, see ya guys!
By the way, seperti biasa aku mau rekomendasikan lagu which is related to this article, guys! Yang pasti kita semua penghuni bumi ini menginginkan dunia yang full of happiness tanpa ada keterkaitan politik, right? Recommendation song from me is "Hello Future by NCT Dream" (fav boy group, hihihi) Happy listening!
Komentar
Posting Komentar